Feeds:
Posts
Comments

Archive for March, 2009

Hari ini aku merasa mimpiku tidak lagi jauh. Mimpiku kini mendekat dan mampu kuraih. Hari ini aku mencicipi keberuntungan pemulaku. Tulisanku, Bahagia Sekarang Juga, dimuat di majalah CHIC edisi No. 32, 11-25 Maret 2009.

Aku membaca The Alchemist, novel masterpiece karya Paulo Coelho saat aku sedang jatuh. Kalimat-kalimat dalam buku itu sangat jernih terbaca dan membantuku bangkit. Dari buku itu aku mempelajari apa yang banyak dikutip orang pada berbagai kesempatan: ” Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya.” Bagaimana jagat raya membantu kita meraih takdir kita? Pada halaman selanjutnya Cuelho menulis, ”Orang yang pertama kali main kartu hampir selalu menang. Keberuntungan pemula. Kenapa begitu? Sebab ada daya yang menghendaki engkau mewujudkan takdirmu; kau dibiarkan mencicipi sukses, untuk menambah semangatmu.”

Hari ini aku mencicipi keberuntungan pemulaku….. (more…)

Read Full Post »

Rindu Menulis 1

Kalau tulisan ini selesai dan layak dipublikasikan di blog maka tulisan ini adalah tulisan pertama saya setelah hampir 2 bulan tidak menulis. Sudah lama saya membayangkan saat ini. Saya rindu menulis.

Menulis ternyata tidak mudah seperti dikatakan beberapa buku tentang menulis. Buku-buku tersebut menggoda penulis angin-anginan sepertiku ini dengan judul-judul seperti; menulis itu gampang, menulis cerpen itu mudah, cara mudah menulis novel, atau cara mudah menjadi penulis skenario terkenal. Lalu bertanyalah saya, segampang itukah menulis novel? Kalau sebegitu gampangnya, kenapa Virginia Wolf atau Ernest Hemingway memilih bunuh diri ketika mereka sudah merasa tidak mampu lagi menghasilkan karya yang lebih indah dari karya mereka terdahulu?

Itulah masalah saya dan mungkin kalian juga, menulis tidak mungkin gampang. Tidak mungkin. Mana mungkin membuat karya seindah The Old Man and The Sea disebut gampang? Well, gampang buat otak Hemingway tapi tidak untuk otak Sakdiyah. Apakah ini yang membuat saya berhenti atau paling tidak malas menulis? Apakah kita akan berhenti begitu saja hanya dengan alasan kita bukan Hemingway atau Gunawan Muhamad? Jelas kita bukan mereka dan tidak akan jadi mereka kalau kita masih jadi penulis angin-anginan. Penulis yang hanya berangan menjadi besar tanpa sungguh-sungguh berusaha. Bagaimana caranya agar kita bergairah menulis? Sebelum bicara obat, tentu kita harus bicara penyakitnya dulu.
Mengapa menulis begitu sulit? (more…)

Read Full Post »